Memaknai Isra Mi’raj Versi FPSH HAM dan Yayasan Petalah

20
Feb 2023
Kategori : Berita
Penulis : adminfpsh
Dilihat : 355x

Oleh : Hasbullah Fudail, S.P., S.H., M.Si., Pembina FPSH HAM Jawa Barat
Bulan Rajab di kalangan masyarakat Indonesia secara umum diperingati dengan berbagai aktivitas untuk mengenang perjalanan nabi besar Muhammad SAW dalam mengembang misi ummat dalam rangka menjadi Rahmatal Lil Alamin (Rahmat Bagi Alam Semensta).

Aneka ragam aktivitas dari berbagai kelompok masyarakat dan suku yang ada di Indonesia mewarnai pemaknaan peringatan tersebut, biasanya lebih identik dengan hari Rajaban. Untuk menghargai hal ini, melalui Keputusan Pemerintah maka pada tanggal kejadian tersebut yakni 27 Rajab 1444 bertepatan dengan 18 Februari 2023 ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Forum Pelajar Sadar Hukum dan HAM FPSH-HAM Jawa Barat berkolaborasi dengan Yayasan Pettalah (Petta Haji Hasbullah) dalam memperingati Isra Miraj melakukan 2 (dua) agenda : Pertama Diskusi dan Dialog Hikmah di Balik Isra Miraj Nabi Muhammad Dalam Dimensi Kehidupan , Sabtu,18 Februari 2023 di rumah Empang Turikale Kabupaten Bogor. Kedua Penghijauan Tanaman Buah-Buahan, Ahad, 19 Februari 2023 di Bogor di Tol Rest Area 88 A Kabupaten Purwakarta.

Menurut Hasbullah Fudail selaku Ketua Yayasan Petalah dalam penyampaiannya, bahwa Isra Miraj sebagaimana dalam Alquran Surah Al-Isra Ayat 1 berbunyi “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Isra Miraj dalam pandangan Hasbullah sesungguhnya bisa dimaknai dalam 3 (tiga) Hikmah yaitu :

1.Menguji Keimanan dan Ilmu Pengetahuan

Setelah Rasulullah menunaikan Perjalanan dari mesjidil Haram (kota Mekka) ke mesjidil Aqsa (kota Palestina) kurang lebih 500 Km, lalu dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (langit ketujuh jarak tak terbilang), bertepatan dengan 10 tahun kenabian Muhammad (setara umur nabi 50 tahun karena menjadi Rasul umur 40 tahun). Perjalanan ini secara langsung menguji keimanan para sahabat sekaligus eksistensi ilmu pengetahuan . Para Sahabat nabi terbelah menjadi tiga golongan yaitu : 1. Haquul yakin percaya ( Abu Bakar): 2. Ragu-Ragu: 3 . Kembali Murtad.

Sebagai Paman Nabi, Abu Jahal yang tidak diberi hidayah memeluk islam, Dia menjadi panitia pertama peringatan Isra Miraj dengan mengumpulkan masyarakat Mekkah untuk menyampaikan kebohongan dakwah Muhammad. Momentum Isra Miraj ini sebagai senjata untuk menyampaikan kepada warga Mekkah , bahwa apa yang dilakukan Muhammad adalah ilusi dan kebohongan. Karena secara akal pikiran bagaimana mungkin seseorang bisa melakukan perjalanan dengan jarak sejauh ribuan kilometer tampa menggunakan sesuatu dan hanya dilakukan dalam waktu semalaman.

2. Implementasi Perintah Wajib Shalat

Intisari perjalanan Muhammad tersebut sesunguhnya adalah perintah untuk menunaikan ibadah shalat kepada ummat islam ketika melakukan perjumpaan dengan Allah Subhanahu Wataalah. Dalam kisah tersebut, awalnya Allah mewajibkan untuk melakukan ibadah shalat dalam 50 waktu, karena berbagai masukan dan untuk memudahkan ummatnya, maka Rasulullah meminta kepada Allah bahwa shalat yang diwajibkan kepada ummatnya yaitu dalam 5 waktu mencakup : Subuh, Dhuhur, Ashar, Magrib dan Isyah.
Lima waktu inilah yang menjadi dasar pelaksanaan ibadah shalat yang wajib ditunaikan oleh ummat islam saat ini. Lalu hubungannya dengan shalat Jumat, keberadaannya dalam ibadah wajib kapan diturunkan, karena dalam realitasnya shalat Jumat tidak menjadi perintah pertama dalam menunaikan kewajiban shalat 5 waktu. Jika ada ummat islam yang tetap melaksanakan shalat Dhuhur setelah shalat Jumat, maka itu adalah penafsiran atas perjalanan Isra Miraj yang mewejibkan shalat 5 waktu tidak termasuk shalat Jumat, karena perintah shalat Jumat datangnya dbelakangan waktu.

3.Urgensi Pentingnya Guru Berzanad

Ketika Rasulullah menjalani Isra Miraj selalu dibimbing dan ditemani oleh malaikat Jibril sebagai petunjuk dan pembimbing dalam menerimah perintah Allah. Bahwa sebagai ummat islam, maka wajib kita untuk selalu berguru untuk dibimbing dalam persolan dunia maupun akhirat.

Persoalannya ditengah kemudahan berbagai teknologi saat ini, banyak orang mulai mengabaikan peran guru sebagai pembimbing kehidupan baik bersipat Jasmni maupun Rohani. Dengan teknologi Embah Google dan Youtube sebagian umat islam langsung mau memahami Alquran dan Hadist, tidak perlu lagi kita berguru atau bermahzab. Bagaimana mungkin kita bisa memahami Alquran dan Hadits secara langsung tanpa melalui guru, karena kedua dasar tersebut lahir juga dari berbagai penafsiran para ulama atau mahzab.

Di tengah banyaknya pengakuan guru – guru jadian yang sesungguhnya secara subtansi dia bukan seorang guru, maka diperlukan guru yang mempunyai referensi yang jelas zanad keilmuwannya. Oleh karena itu silahkan mencari ilmu kepada guru-guru yang berzanad, demikian Hasbullah .
Selain itu, acara Kajian dan Diskusi ini juga menghadirkan naras Sumber Cesar Poeleman Ketua Yaysan 3B sebagai pengantar acara sebelum dilakukan diskusi dan Tanya Jawab. Juga dihadiri Ida Suci Mandiri Sari Pembina Fpsh HAM serta perwakilan FPSHHAM Kota/Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bandung dan Kota Cirebon.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

2  +  1  =